Penderita nyeri sendi biasanya berasal dari kalangan lansia atau orang yang berusia lanjut. Namun, apakah itu berarti remaja dan anak-anak tidak mengalami keluhan nyeri sendi seperti tubuh yang sulit digerakan? Yuk, simak penjelasan seputar faktor risiko nyeri sendi akibat kondisi peradangan berikut ini.
Nyeri sendi atau arthritis adalah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang mengancam kondisi lansia. Orang tua umumnya memang lebih rentan terkena gangguan kesehatan.
Hal ini disebabkan karena para lansia mulai mengalami proses penuaan yang menyebabkan penurunan beberapa fungsi tubuh. Apalagi, jika semasa muda menerapkan gaya hidup yang buruk, kualitas hidup akan semakin menurun.
Salah satu faktor risiko kesehatan yang biasanya dialami oleh orang tua adalah nyeri sendi. Namun, apakah gangguan sendi hanya dialami oleh orang tua, sedangkan anak-anak dan remaja bebas dari keluhan nyeri sendi?
BACA JUGA: Pahami 7 Faktor Risiko Radang Sendi
Hati-hati! Tidak Hanya Orang Tua, Anak Muda Juga Bisa Jadi Penderita Nyeri Sendi
Nyeri sendi atau arthritis seringkali diidentikkan dengan kondisi kesehatan yang umum dialami oleh orang tua atau lansia. Namun, penting untuk menyadari bahwa anak muda atau usia muda juga bisa mengalami gangguan kesehatan yang satu ini.
Oleh sebab itu, edukasi mengenai nyeri sendi pada berbagai kelompok usia sangat penting. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup.
Faktor-faktor penyebab nyeri sendi tidak hanya terbatas pada usia tua atau orang tua, mari simak faktor apa saja yang bisa menjadi pencetus nyeri sendi.
Penjelasan seputar faktor-faktor yang menyebabkan sakit sendi akan dibahas pada bagian selanjutnya, baca hingga selesai.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Sakit Sendi
Faktor-faktor penyebab nyeri sendi tidak hanya terbatas pada usia tua atau orang tua, melainkan dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek kesehatan dan gaya hidup.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami faktor-faktor tersebut, kami telah merangkumnya dalam penjelasan di bawah ini, antara lain:
1. Riwayat Cedera Sendi
Salah satu penyebab umumnya adalah cedera pada sendi, yang dapat terjadi pada segala usia.
Cedera ini bisa disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan, kecelakaan, atau bahkan olahraga yang tidak dilakukan dengan benar. Mengetahui fakta tersebut, kita bisa tahu bahwa penderita nyeri sendi bisa berasal dari kalangan remaja hingga anak-anak.
2. Kondisi Asam Urat
Selain cedera, asam urat tinggi akibat pola makan yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko yang signifikan. Konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah dan makanan berlemak.
Jenis makanan tersebut dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peradangan pada sendi.
BACA JUGA: Bagian Tubuh Ini Rentan Terserang Nyeri Sendi, Simak Informasi Selengkapnya!
3. Infeksi Picu Nyeri Sendi
Infeksi juga dapat menjadi pemicu nyeri sendi, terutama jika tidak segera diobati. Bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh dapat menyerang sendi, menyebabkan peradangan dan nyeri.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan secara menyeluruh merupakan langkah penting untuk mencegah risiko ini.
4. Kegemukan atau Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan juga terkait erat dengan masalah nyeri sendi. Beban ekstra pada sendi dapat meningkatkan tekanan dan memperburuk kondisi arthritis.
Inilah mengapa menjaga berat badan ideal penting untuk diterapkan, misalnya melalui diet, penerapan pola makan sehat, dan rutin berolahraga.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai gangguan nyeri sendi, kami menyertakan video pendek yang informatif untuk Anda saksikan.
Video ini memberikan gambaran tentang berbagai faktor penyebab nyeri sendi dan langkah-langkah pencegahannya.
Setelah mengetahui fakta bahwa nyeri sendi tidak hanya dialami oleh orang tua, diharapkan masyarakat, khususnya anak muda, dapat lebih aktif merawat kesehatan sendi dan tulang mereka.
BACA JUGA: Nyeri Saat Turun Tangga, Kenali Penyebab Nyeri Lutut
Risiko Radang Sendi
Faktor risiko gangguan sendi pada kalangan anak muda bahkan bisa mengarah pada jenis radang sendi. Dengan kata lain, risiko penyakit radang sendi tidak terbatas pada kalangan lansia.
Dalam konteks ini, diagnosis “radang sendi” merujuk pada kondisi medis yang melibatkan peradangan pada sendi, seperti arthritis.
Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa penyakit radang sendi atau artritis lebih umum terjadi pada orang tua atau lansia. Namun, penting untuk diketahui bahwa hal ini dapat dialami oleh berbagai kelompok usia, termasuk mereka yang masih muda.
Risiko penyakit radang sendi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti cedera, pola makan tidak sehat yang menyebabkan asam urat tinggi, infeksi, obesitas, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, semua orang, termasuk mereka yang berusia muda, perlu memahami bahwa tindakan pencegahan dan perhatian terhadap kesehatan sendi penting untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.
Penyakit radang sendi dapat menunjukkan gejala yang bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Salah satu gejala utama penyakit radang sendi adalah nyeri pada sendi yang terlibat. Sendi yang terkena dapat mengalami pembengkakan dan tampak merah karena peradangan.
Gejala umum lainnya adalah kelelahan yang berlebihan. Penderita mungkin merasa sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan bergerak secara normal.
Nah, itulah informasi mengenai penderita nyeri sendi dan faktor risikonya bagi kalangan usia remaja dan anak-anak.
Upaya pencegahan dan pola hidup sehat menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko gangguan persendian, sekaligus menjaga kualitas hidup yang optimal.
Hidup sehat itu gampang, yang susah adalah bagaimana konsistensi menjalaninya. Kunjungi situs Etawalin official di sini. (TMI)