Tips mencegah osteopenia meliputi berbagai aspek, termasuk makanan, gaya hidup, pola aktivitas, hingga berat badan. Osteopenia adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Menjaga kepadatan tulang sedini mungkin adalah upaya bijak untuk mencegah penyakitnya. Lantas apa bedanya osteopenia dengan osteoporosis?
Osteopenia, kondisi dimana kepadatan tulang lebih rendah dari normal, mengintai siapa saja. Tak ingin terjebak? Yuk, maksimalkan kepadatan tulang sejak dini!
Artikel ini akan membantumu dengan tips-tips jitu untuk mencegah osteopenia, mulai dari asupan gizi optimal, olahraga yang tepat, hingga kebiasaan hidup sehat.
Namun, pertama-tama Anda harus memahami bahwa osteopenia tidaklah sama dengan osteoporosis. Pengertian, gejala, penyebab serta perbedaan osteopenia dengan osteoporosis akan dijelaskan pada bagian selanjutnya, simak hingga selesai.
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Penyebab Tulang keropos Pada Penderita Osteoporosis
Memahami Pengertian dan Gejala Osteopenia
Osteopenia, pernahkah Anda mendengar tentang nama gangguan kesehatan tersebut? Jika belum, maka mari simak penjelasannya berikut ini.
Dalam dunia kesehatan, osteopenia dikenal sebagai sebuah kondisi dimana kepadatan tulang lebih rendah dari normal.
Jika mendengar pernyataan tersebut, Anda mungkin akan langsung terbayang dengan osteoporosis. Meski terdengar serupa, namun perlu diketahui bahwa keduanya memiliki perbedaan satu sama lain.
Osteopenia adalah kondisi medis di mana kepadatan tulang seseorang lebih rendah dari normal, namun belum mencapai tingkat osteoporosis yang lebih parah.
Gejala osteopenia tidak memiliki gejala yang kentara atau terlihat secara langsung. Oleh karena itu, seseorang yang menderita osteopenia biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan tersebut.
Padahal, orang yang mengalami osteopenia memiliki potensi yang tinggi untuk mengalami patah tulang. Hal ini lantaran osteopenia dapat berkembang menjadi osteoporosis, yaitu dimana massa tulang mengalami penurunan dan menjadi rapuh.
BACA JUGA: Tingkatkan Kesehatan Tulang dengan Manfaat Kurma
Untuk mewaspadai gejala pengeroposan tulang akibat osteopenia, simak beberapa gejala yang biasanya muncul pada penderita osteopenia, namun jarang disadari berikut ini, antara lain:
- Nyeri tulang dan sendi
- Kram pada otot
- Kerap kali merasakan nyeri punggung
- Tinggi badan berkurang
- Postur tubuh membungkuk
- Tulang mudah patah
- Kuku menjadi rapuh dan mudah patah
Osteopenia sering tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak orang yang tidak menyadari kondisinya.
Namun perlu Anda tahu bahwa osteopenia paling sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 50 tahun, terutama wanita setelah menopause.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan juga jika gejala osteopenia muncul pada kelompok usia yang lebih muda.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan kepadatan tulang. Dengan melakukan pemeriksaan kepadatan tulang, Anda dapat menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteopenia sedini mungkin.
BACA JUGA: Etawalin Cegah Pengeroposan Tulang: Kuat Kini dan Nanti
Faktor Risiko Osteopenia
Mencegah osteopenia sejak dini dapat membantu menjaga kesehatan tulang. Hal ini penting, sebab gejala osteopenia dapat berpotensi memicu risiko terjadinya osteoporosis di kemudian hari, terutama pada wanita.
Hal ini lantaran jenis kelamin menjadi salah satu faktor risiko yang bisa memicu penyakitnya. Lantas, apa saja faktor risiko osteopenia yang perlu diwaspadai? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Jenis kelamin
Faktor risiko gangguan kepadatan tulang yang pertama adalah jenis kelamin. Dalam hal ini, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi daripada pria.
Wanita, terutama yang telah memasuki masa menopause, berpotensi menderita osteopenia.
Wanita lebih berisiko mengalami gangguan kepadatan tulang karena penurunan hormon estrogen. Inilah mengapa wanita rentan mengalami osteoporosis.
2. Usia
Risiko osteopenia yang selanjutnya adalah usia. Seiring dengan bertambahnya usia, risiko osteopenia juga dapat meningkat. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bagi anak-anak untuk mengalaminya.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan kepadatan tulang sedini mungkin sangat penting, agar kualitas hidup tetap terjaga hingga hari tua.
3. Riwayat keluarga
Selain jenis kelamin dan usia, faktor genetik juga berpotensi menjadi awal mula munculnya masalah kesehatan tulang. Faktor ini tidak bisa diubah, namun bisa diatasi dengan gaya hidup sehat.
4. Gaya hidup
Kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko. Alih-alih menerapkan kebiasaan buruk tersebut, Anda sebaiknya mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan sehat, misalnya Vitamin D dan kalsium.
Perlu disadari bahwa kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menunjang kesehatan tulang. Kurangnya asupan kedua nutrisi ini dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang.
5. Kondisi medis
Beberapa kondisi medis seperti penyakit tiroid, diabetes, atau gangguan hormonal lainnya dapat meningkatkan risiko osteopenia.
BACA JUGA: Manfaat Ginseng untuk Kesehatan Tulang dan Sendi
Tips Mencegah Osteopenia Sejak Dini
Untuk mencegah osteopenia dan memaksimalkan kepadatan tulang sejak dini, Anda dapat melakukan beberapa langkah, antara lain:
1. Konsumsi Asupan Makanan Kaya Nutrisi
Konsumsi makanan kaya nutrisi untuk tulang, seperti kalsium dan Vitamin D sangat penting dalam mencegah osteopenia.
Konsumsi sumber Vitamin D dan kalsium, seperti susu, yogurt, keju, ikan salmon, dan kuning telur untuk menjaga tulang kuat. Jika diperlukan, tambahkan suplemen kesehatan untuk tulang agar kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Mencukupi kebutuhan Vitamin D dan kalsium adalah faktor kunci kesehatan dan kepadatan tulang yang kuat, terutama bagi anak-anak.
2. Aktivitas Fisik Teratur
Upaya lain dilakukan dengan menjalankan aktivitas fisik atau olahraga. Kegiatan yang melibatkan beban seperti berjalan kaki, berenang, atau angkat beban bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang.
3. Hindari Kebiasaan Buruk
konteks kebiasaan buruk dalam hal ini adalah segala aktivitas yang bisa menurunkan kepadatan tulang.
Pada orang dewasa, kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih adalah contoh kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan tulang.
Anda dapat mengetahui dampak negatif merokok terhadap kesehatan tulang dengan mengakses tautan artikel tersebut. Sementara itu, simak juga risiko konsumsi alkohol bagi tulang berikut ini atau kunjungi situs website Etawalin di etawalinku.com.
Lantas, bagaimana dengan anak-anak? Salah satu kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan tulang adalah terlalu banyak duduk. Hal ini lantaran kebiasaan duduk terlalu lama justru dapat melemahkan tulang.
4. Pantau Kesehatan Tulang secara Berkala
Untuk mencegah risiko osteopenia, jangan ragu juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tulang secara berkala. Langkah ini penting dilakukan, terutama jika memiliki faktor risiko tertentu, seperti genetik atau keturunan.
5. Konsultasikan dengan Dokter
Jika Anda atau sang buah hati memiliki risiko atau gejala osteopenia, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Pada akhirnya, dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat membantu melindungi kesehatan tulang serta mencegah risiko osteopenia.
Demi menjaga kesehatan tulang sedini mungkin, para orang tua perlu bersikap tegas pada sang buah hati.
Batasi waktu duduk anak Anda di depan TV, komputer, atau smartphone. Selain itu, pastikan juga anak Anda makan makanan yang sehat dan seimbang.
Nah, itu dia beberapa upaya memaksimalkan kepadatan tulang untuk mencegah osteopenia. Salam sehat! (TMI)