Mandi Tengah Malam Sebabkan Rematik, Mitos atau Fakta?

Bagikan

Mandi tengah malam sebabkan rematik adalah mitos belaka yang tidak benar adanya. Alih-alih disebabkan oleh kebiasaan mandi malam, rematik justru disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, paparan matahari, dan sejumlah risiko mandi malam lainnya. Pencegahannya bisa dengan menerapkan gaya hidup sehat, jaga postur tubuh, dan penanganan secara medis.

Konon katanya, mandi malam menyebabkan rematik yang menyerang sistem otot dan tulang. Namun, tahukah Anda bahwa hal ini ternyata hanya mitos belaka yang sudah sejak lama menyesatkan masyarakat. 

Banyak orang percaya bahwa kebiasaan mandi di malam hari bisa menyebabkan rematik pada tubuh seseorang. Padahal, sudah ada banyak jurnal ilmiah yang menjelaskan bahwa bukan mandi-nya yang jadi picu rematik.

Faktor risiko yang bisa memicu munculnya penyakit rematik adalah air dingin dan udara sejuk pada malam hari. Jadi, ada kekeliruan yang perlu diluruskan berkaitan dengan masalah ini. Nah, untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai jenis penyakit tersebut, mari simak penjelasannya berikut ini.

BACA JUGA: Kandungan Nutrisi Jahe: Mengenal Senyawa Gingerol Pada Jahe

AWAS HOAX! Ketahui Mitos Mandi Tengah Malam sebabkan Rematik

Mandi Tengah Malam

(Mitos Mandi Malam, Ilustrasi: Freepik)

“Mandi malam bikin rematik.” Kira-kira begitulah ujaran sejumlah orang terkait mandi malam. Lantas, apakah benar mandi malam memang dapat memicu rematik?

Jawabannya tidak, rematik bukan disebabkan oleh kebiasaan mandi malam. Namun, ada hal lain yang perlu Anda ketahui berkaitan dengan masalah ini. Meski tidak menjadi penyebab langsung dari penyakit rematik, namun kebiasaan mandi pada tengah malam dapat berisiko meningkatkan potensi rematik. 

Keluhan rematik sendiri merupakan kondisi kesehatan yang kompleks, sebab melibatkan sejumlah hal seperti peradangan pada otot, persendian, atau jaringan ikat. Penyebabnya juga tak kalah kompleks, antara lain faktor usia, jenis kelamin, lingkungan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan.

Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang secara gamblang membenarkan klaim mandi malam dapat menyebabkan rematik. Namun, jika ditelaah lebih jauh, mandi malam dan penyakit rematik memiliki korelasi atau keterkaitan. 

Mandi pada malam hari dapat meningkatkan penurunan suhu tubuh, sebab udara malam umumnya lebih dingin daripada udara pada siang hari. Udara dingin tersebut juga dapat mempengaruhi suhu air, dan suhu dingin air yang rendah berisiko menyebabkan penyakit rematik. 

BACA JUGA: Tetap Bugar di Usia 55 Tahun! Ini Rahasia Tulang Sehat Donna Harun

Penyebab Rematik yang Perlu Diketahui dan Upaya Mengatasinya

Mandi Tengah Malam dan Rematik

(Penyebab Rematik, Ilustrasi: Freepik)

Penyakit rematik yang menyerang sistem otot dan tulang tersebut tidak hanya disebabkan oleh rendahnya suhu udara. Bagian ini akan melengkapi informasi sebelumnya mengenai faktor penyebab rematik.

Pemahaman mendalam terhadap elemen-elemen yang memicu perkembangan rematik dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif terkait dengan kondisi ini.

1. Faktor Genetik

Faktor genetik memegang peran kunci dalam risiko terkena rematik. Keturunan keluarga dengan riwayat kasus rematik dapat meningkatkan potensi seseorang mengalami kondisi yang sama.

2. Usia

Risiko terkena rematik umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Beberapa jenis rematik, seperti osteoartritis, cenderung lebih umum terjadi pada usia lanjut. Proses penuaan dapat berpengaruh pada kerusakan sendi dan perkembangan kondisi rematik.

BACA JUGA: Hati-hati! Salah Posisi Ambil Barang Bisa Jadi Pemicu Sakit Pinggang

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi risiko rematik. Sebagai contoh, rheumatoid arthritis lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Perbedaan hormonal dan faktor-faktor biologis tertentu mungkin berkontribusi pada perbedaan ini.

4. Peradangan Kronis

Kondisi medis yang menyebabkan peradangan kronis, seperti lupus atau penyakit radang usus dapat meningkatkan risiko terkena rematik. Peradangan sistemik ini dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan sendi dan jaringan ikat.

5. Infeksi

Infeksi bakteri atau virus dapat memicu peradangan pada sendi, menjadi pemicu potensial untuk perkembangan rematik. Arthritis reaktif misalnya, penyakit itu dapat muncul setelah terjadi infeksi saluran kemih atau infeksi usus.

6. Riwayat Cedera

Cedera atau trauma pada sendi atau tulang dapat meningkatkan risiko perkembangan osteoartritis. Penyakit osteoartritis sendiri merupakan bentuk rematik yang paling umum. Pencegahan cedera dan perawatan yang tepat pada tahap awal dapat memiliki dampak positif.

7. Gaya Hidup dan Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok, polusi udara, atau pekerjaan yang melibatkan zat berbahaya dapat memainkan peran signifikan dalam perkembangan rematik. Sebaliknya, lingkungan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko rematik.

8. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan tekanan pada sendi tertentu, terutama lutut dan panggul. Tekanan yang berlebih pada bagian tersebut dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Mengelola berat badan melalui pola makan sehat dan olahraga dapat menjadi langkah preventif.

9. Hormon

Perubahan hormon, terutama pada wanita selama kehamilan atau menopause, dapat mempengaruhi perkembangan beberapa jenis rematik seperti rheumatoid arthritis. Keseimbangan hormonal menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mencegah rematik.

10. Kondisi Autoimun

Rematik seringkali terkait dengan kondisi autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Contoh dari kondisi ini adalah rheumatoid arthritis dan lupus. Pemahaman mendalam terhadap aspek autoimun dapat membantu dalam pengelolaan kondisi rematik.

BACA JUGA: Manfaat Tanaman Rimpang untuk Sendi dan Otot

Nah, itu dia sejumlah faktor risiko yang perlu diperhatikan terkait penyakit rematik. Untuk menghindari faktor risiko penyakit rematik, Anda sebaiknya menghindari gaya hidup ekstrem seperti mandi tengah malam. 

Sebaliknya, usahakan untuk selalu menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Batasi jumlah kalori dalam tubuh agar tidak mengalami obesitas, sehingga Anda juga dapat terhindar dari rematik.

Konsumsi makanan bergizi tinggi dalam kadar yang pas dan cukup, dan banyak minum air putih. Lakukan olahraga secara rutin dan teratur serta jaga kondisi otot dan sendi.

Melalui pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap faktor-faktor penyebab rematik, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.

Tidak hanya itu, penderita rematik juga dapat mengelola kondisi ini secara lebih baik. Konsultasi dengan dokter spesialis atau tenaga profesional kesehatan tetap menjadi langkah penting dalam menangani rematik secara efektif.

Nah, itu dia mitos atau kepercayaan seputar mitos mandi malam bikin rmeatik. Anda bisa mencari tahu informasi seputar kesehatan tulang, masalah nyeri otot, serta hal-hal yang menyebabkan nyeri sendi di website kami etawalinku.com. Salam sehat. (TMI)

Bagikan
Open chat
Hallo!
Ada yang bisa kami bantu terkait produk Etawalin?