Faktor Risiko Pengeroposan Tulang atau Osteoporosis Pada Lansia

Bagikan

Risiko pengeroposan tulang pada lansia lebih tinggi dari anak-anak atau remaja. Orang tua atau lansia mulai mengalami proses penuaan, sehingga ada lebih banyak jaringan yang hilang daripada yang baru terbentuk. Faktor risiko pengeroposan tulang pada lansia, berkaitan kepadatan tulang yang dipengaruhi oleh dengan usia, gaya hidup, serta jenis kelamin.

Usia merupakan salah satu faktor penentu timbulnya penyakit osteoporosis atau pengeroposan tulang. Osteoporosis sendiri merupakan kondisi penurunan massa tulang, yang menyebabkan kerapuhan.

Kondisi ini berbahaya bagi kesehatan, sebab kemungkinan terburuknya bisa menyebabkan tulang patah ketika beraktivitas.Mengenali faktor risiko pengeroposan tulang bagi lansia merupakan langkah bijak mencegah situasi tersebut.

Ada sejumlah faktor yang dapat berisiko menyebabkan tulang menjadi rawan. Ulasan seputar risiko tersebut akan diulas dalam artikel ini. Oleh karena itu, baca terus artikel seputar risiko lansia terkena pengeroposan tulangi hingga selesai.

BACA JUGA: Osteoporosis dan Osteoarthritis, Apa Bedanya?

Kenali Faktor Risiko Pengeroposan Tulang Pada Lansia

Faktor Risiko Pengeroposan Tulang

(Faktor Risiko osteoporosis, Ilustrasi: Freepik)

Pengeroposan tulang pada lansia adalah suatu keadaan yang membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Ini karena kondisi tersebut melibatkan kerapuhan dan penurunan kepadatan tulang pada tahap lanjut kehidupan.

Dalam konteks ini, pengeroposan tulang dapat dipahami sebagai suatu proses degeneratif yang melibatkan kehilangan massa tulang dan penurunan kepadatan tulang. Kondisi yang demikian itu dapat meningkatkan risiko patah tulang.

BACA JUGA: Wanita Rentan Mengalami Osteoporosis, Cegah dengan Cara Ini!

Pada dasarnya, usia bukanlah satu-satunya faktor pendorong pengeroposan tulang. Gangguan kesehatan tersebut juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor lainnya, seperti jenis kelamin, genetik atau keturunan, hingga gaya hidup. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kondisi ini, antara lain:

1. Penuaan (Aging)

Seiring bertambahnya usia, tulang mengalami penurunan massa dan kehilangan kepadatan secara alami, meningkatkan risiko pengeroposan.

2. Perubahan Hormonal

Pada wanita setelah menopause, penurunan kadar estrogen berperan besar dalam menyebabkan kerapuhan dan kehilangan kepadatan tulang.

3. Faktor Genetika

Riwayat keluarga berperan dalam pengeroposan tulang pada lansia. Faktor genetika memengaruhi kepadatan tulang dan rentan terhadap kondisi ini.

4. Kekurangan Nutrisi

Asupan nutrisi yang kurang, terutama kalsium dan vitamin D, dapat mempercepat pengeroposan tulang. Kedua nutrisi ini penting untuk pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang.

5. Gaya Hidup Kurang Sehat

Kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik, dapat menjadi pendorong pengeroposan tulang pada lansia.

6. Penyakit Kronis

Beberapa penyakit kronis, seperti arthritis, diabetes, atau penyakit tiroid, dapat mempercepat proses pengeroposan tulang pada lansia.

7. Penggunaan Obat Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dalam jangka panjang, dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang pada lansia.

Cegah Osteoporosis dengan Gaya Hidup Sehat

Cegah Osteoporosis Lansia

(Cegah Osteoporosis, Ilustrasi: Freepik)

Pemahaman yang baik terhadap faktor-faktor ini penting untuk merencanakan strategi pencegahan dan manajemen pengeroposan tulang pada lansia.

Dengan mengenali peran masing-masing faktor pendorong, kita dapat mengarahkan upaya pencegahan dengan lebih efektif untuk menjaga kesehatan tulang pada tahap lanjut kehidupan.

Namun, mengetahui faktor penyebabnya saja dirasa belum cukup untuk mencegah gangguan tulang ini. Untuk mencegahnya, diperlukan upaya aktif dan langkah nyata dalam mencegah pengeroposan tulang.

BACA JUGA: Kambing Etawa: Keunikan Spesies dan Jenis Kambing Penghasil Susu Kaya Manfaat

Menerapkan gaya hidup sehat menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya osteoporosis pada lansia.

Mengonsumsi nutrisi yang cukup, terutama kalsium dan vitamin D, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur, dapat memberikan kekuatan pada tulang. Dengan demikian, Anda dapat mencegah terjadinya pengeroposan.

Perubahan positif dalam gaya hidup juga melibatkan menghindari kebiasaan merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan agar tetap dalam batas sehat.

Dengan memahami faktor risiko pengeroposan tulang pada lansia dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang sesuai, kita dapat menjaga kesehatan tulang dan menghindari dampak negatif dari osteoporosis pada tahap lanjut kehidupan. (TMI)

Bagikan
Open chat
Hallo!
Ada yang bisa kami bantu terkait produk Etawalin?