Risiko Diabetes Meningkat Pesat Selama Puasa Ramadhan, Kenapa Ya?

Bagikan

Takjil, atau makanan ringan yang dikonsumsi untuk berbuka puasa, seringkali mengandung tinggi gula dan kalori. Hal ini dapat meningkatkan risiko bagi penderita diabetes, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan riwayat diabetes dalam keluarga.

Selama bulan Ramadhan, umat Muslim menjalankan ibadah puasa dari fajar hingga matahari terbenam sebagai wujud pengendalian diri dan pengabadian. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa mengalami perubahan pola makan yang signifikan selama bulan ini.

Selain mengonsumsi makan berat saat berbuka dan sahur, orang juga cenderung memilih makanan yang berbeda dari biasanya. Salah satu tradisi yang yang biasa dilakukan adalah menyantap takjil, yakni makanan hidangan pembuka berbuka puasa.

Takjil, umumnya merupakan makanan manis dengan kandungan gula tinggi, seperti sop buah, kue-kue manis, dan minuman manis lainnya. Meskipun takjil merupakan bagian tradisi berbuka puasa, konsumsi makanan manis tinggi gula ini juga berpotensi memberikan dampak negatif pada kesehatan, terutama terkait risiko diabetes.

Penyebab Peningkatan Risiko Diabetes

Selama bulan puasa, konsumsi makanan manis tinggi gula cenderung meningkat karena banyak orang memilih makanan dan minuman manis sebagai takjil. Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah yang cepat, yang memicu pelepasan insulin secara berlebihan oleh tubuh.

Proses metabolisme gula dalam tubuh menjadi tidak efisien karena adanya lonjakan insulin. Tubuh cenderung menyimpan lebih banyak gula dalam bentuk lemak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Dampak dari konsumsi makanan manis tinggi gula yang berlebihan selama bulan puasa adalah peningkatan risiko diabetes. Kadar gula darah yang tidak stabil dapat merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, serta menyebabkan resistensi insulin pada jangka panjang.

Jadi, meskipun tradisi mengkonsumsi takjil manis saat berbuka puasa adalah bagian yang tak terpisahkan dari budaya Ramadan, penting untuk memperhatikan pilihan asupan makanan agar risiko diabetes dapat diminimalkan.

Dampak Konsumsi Makanan Manis Tinggi Gula pada Kesehatan

(Telur rebus sayuran, Sumber: Canva)

(Telur rebus sayuran, Sumber: Canva)

Konsumsi makanan manis tinggi gula selama bulan puasa tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga berdampak negatif pada kondisi kesehatan secara umum. Beberapa risiko lain yang terkait dengan konsumsi gula berlebihan selama bulan puasa meliputi:

  1. Obesitas: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk penderita diabetes tipe 2 dan berbagai penyakit lainnya.
  2. Penyakit Jantung: Pola makan yang tinggi gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Gula berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung.
  3. Resistensi Insulin: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik terhadap insulin. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan berisiko untuk diabetes tipe 2.
  4. Kesehatan Gigi: Konsumsi gula berlebihan juga berdampak buruk pada kesehatan gigi, meningkatkan risiko kerusakan gigi dan penyakit gusi.

Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Tahu! Ini Bahaya Diabetes untuk Tulang (etawalinku.com)

Tips Mengurangi Risiko Diabetes Selama Puasa

Meskipun pada saat menjalani puasa cenderung mengkonsumsi makanan manis tinggi gula, ada beberapa tips yang dapat membantu mengurangi risiko diabetes selama bulan puasa:

  1. Pilihlah Makanan yang Sehat: Saat sahur dan berbuka puasa, pilihlah makanan yang sehat dan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan yang mengandung gula tambahan dan lemak jenuh.
  2. Kontrol Porsi: Kendalikan ukuran porsi makanan manis tinggi gula. Konsumsilah dengan porsi yang moderat dan jangan berlebihan.
  3. Pilih Makanan Rendah Gula: Pilihlah makanan takjil yang rendah gula atau gula alami, seperti kurma atau buah-buahan segar, sebagai alternatif makanan manis tinggi gula.
  4. Hindari Minuman Manis: Batasi konsumsi minuman manis seperti soda, teh manis, atau minuman bersoda lainnya. Lebih baik minum air putih atau jus buah alami.
  5. Perhatikan Waktu Makan: Usahakan untuk mengonsumsi makanan manis tinggi gula pada saat berbuka puasa, bukan saat sahur. Hal ini membantu tubuh untuk metabolisme gula dengan lebih efisien.
  6. Jaga Aktivitas Fisik: Tetap aktif selama bulan puasa dengan berolahraga ringan seperti jalan kaki atau senam. Aktivitas fisik dapat membantu mengontrol dan menjaga kadar gula darah tetap aman.

Baca Juga: Manajemen Diabetes: Etawalin dalam Menjaga Gula Darah – Etawalin (etawalinku.com)

 

Itulah penjelasan mengapa resiko diabetes bisa meningkat pada saat puasa ramadhan. Konsumsi makanan manis tinggi gula selama bulan puasa dapat meningkatkan risiko diabetes.

Dengan memperhatikan pola makan yang sehat dan mengikuti tips di atas, kalian dapat mengurangi risiko diabetes dan tetap sehat selama menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Namun, jika kalian memiliki riwayat diabetes atau risiko diabetes lainnya, pastikan berkonsultasi ke dokter atau dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran tentang pola makan yang sehat selama bulan puasa. (idm)

Bagikan
Open chat
Hallo!
Ada yang bisa kami bantu terkait produk Etawalin?