Osteopenia dan Osteoporosis, Apakah Sama?

Bagikan

Osteopenia dan osteoporosis merupakan gangguan kesehatan yang menyerang tulang. Keduanya sama-sama terkait dengan penurunan kepadatan tulang dan berisiko menurunkan kualitas hidup penderitanya. Pahami perbedaan antara osteoporosis dan osteopenia berikut ini.

Pernahkah Anda mendengar istilah osteopenia dan osteoporosis? Kedua kondisi ini sering disalah artikan sebagai penyakit yang sama. Faktanya, meskipun keduanya mempengaruhi kesehatan tulang, terdapat perbedaan yang signifikan.

Jika tulang diibaratkan sebagai benteng, osteopenia adalah benteng yang mulai rapuh. Sementara itu, osteoporosis diumpamakan sebagai benteng yang telah runtuh. Dengan kata lain, osteopenia adalah tahap awal dari osteoporosis.

Memahami perbedaan antara osteoporosis dan osteopenia sangat penting. Tidak hanya berguna sebagai langkah untuk mendeteksi penyakitnya, pemahaman ini juga bermanfaat untuk mencegah komplikasi serius. Ini adalah 8 perbedaan kedua kondisi gangguan tulang tersebut, simak selengkapnya.

Memahami Perbedaan Osteopenia dan Osteoporosis

Perbedaan Osteopenia dan Osteoporosis

(Perbedaan Osteopenia dan Osteoporosis, Ilustrasi: Freepik)

BACA JUGA: Waspadai Penurunan Kepadatan Tulang dengan Mengenal Pengertian Osteopenia

Osteopenia dan osteoporosis seringkali menjadi perbincangan dalam konteks kesehatan tulang. Meskipun keduanya terkait erat dengan penurunan kepadatan tulang, terdapat perbedaan kunci yang penting untuk dipahami.

Berikut adalah 5 perbedaan utama antara osteopenia dan osteoporosis, serta cara efektif untuk menjaga massa tulang yang sehat:

1. Definisi dan Tingkat Keparahan

Osteopenia merupakan kondisi di mana kepadatan tulang berada di bawah rata-rata, tetapi belum mencapai tingkat keparahan seperti halnya osteoporosis.

Sementara itu, osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan penipisan tulang yang signifikan dan kepadatan tulang yang sangat rendah. Oleh karenanya, penderita osteoporosis memiliki potensi untuk mengalami patah tulang akibat rendahnya kepadatan tulang.

2. Gejala

Perlu Anda ketahui bahwa osteopenia biasanya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Pada sejumlah kasus, penderitanya bahkan tidak menyadari tanda-tandanya.

Osteopenia biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata, sedangkan osteoporosis memunculkan tanda-tanda tertentu. Gejala osteoporosis diantaranya punggung bungkuk,  tinggi badan yang menurun, bahkan kondisi patah tulang.

3. Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko untuk osteopenia dan osteoporosis serupa, meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Faktor risiko osteoporosis tidak jauh berbeda dengan osteopenia. Namun, osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita menopause.

Hal ini lantaran estrogen, hormon yang berperan menjaga kesehatan tulang, mulai mengalami penurunan. Kondisi ini meningkatkan risiko wanita terkena osteoporosis.

4. Diagnosis

Osteopenia dan osteoporosis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan medis. Keduanya bisa diketahui dengan Dexa (DXA) Scan atau Rontgen Densitometri Tulang.

Sementara itu, diagnosis osteoporosis biasanya dibuat ketika kepadatan tulang telah mencapai tingkat yang sangat rendah dan pasien memiliki riwayat patah tulang.

5. Penanganan

Selain perbedaan pengertian, gejala, hingga faktor risiko nya, langkah penanganan kedua keluhan tersebut juga sedikit berbeda. 

Langkah penanganan osteopenia harus berfokus pada perubahan gaya hidup. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tulang. Dalam praktiknya, Anda bisa rutin berolahraga, serta konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D.

Di sisi lain, penderita osteoporosis membutuhkan langkah-langkah penanganan yang lebih intensif. Pengobatannya mungkin melibatkan penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.

BACA JUGA: Osteoporosis dan Osteoarthritis, Apa Bedanya?

Cara Efektif Menjaga Kepadatan Tulang

Berdasarkan penjelasan di atas, perbedaan antara gangguan osteopenia dan juga osteoporosis dapat dilihat dari segi keparahan, gejala, faktor risiko, diagnosis, dan penanganannya.

Osteopenia, di satu sisi, adalah jenis gangguan tulang yang tidak separah osteoporosis. Meski begitu, penderita osteopenia tetap harus waspada, sebab keluhan ini tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Osteopenia hanya dapat diobati agar tidak berkembang menjadi osteoporosis.

Inilah mengapa memelihara kesehatan tulang sejak muda adalah hal yang penting. Ini adalah beberapa cara untuk mencegah osteopenia dan osteoporosis dengan menjaga kepadatan tulang yang optimal, antara lain sebagai berikut:

Konsumsi Makanan Kaya Kalsium

Susu, keju, yoghurt, dan sayuran hijau seperti brokoli merupakan sumber kalsium yang baik untuk menjaga kepadatan tulang.

Dapatkan Paparan Matahari Secukupnya

Tubuh kurang Vitamin D bisa menjadi salah satu faktor risiko osteoporosis. Oleh karenanya, cukupi kebutuhan tubuh dengan nutrisi tersebut untuk membantu mencegah risiko penurunan kepadatan tulang. Salah satu cara menjaga kondisi kepadatan tulang adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari.

Matahari adalah sumber alami vitamin D, yang penting untuk penyerapan kalsium. Berjemur  di bawah paparan sinar matahari selama 10-15 menit setiap harinya dapat membantu tubuh Anda dalam memproduksi vitamin D yang cukup.

Perhatikan Pola Makan Seimbang

Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral lainnya, penting untuk menjaga kesehatan tulang. Perbanyak konsumsi jenis buah untuk tulang, seperti jeruk dan kiwi.

Selain itu, jangan lupakan juga manfaat sayur untuk tulang, sebab sumber pangan yang satu ini dapat mendukung proses pembentukan tulang serta memelihara kepadatannya.

Pertimbangkan Suplemen Kesehatan

Nutrisi untuk tulang tidak hanya berasal dari makanan sehari-hari saja. Anda bisa mempertimbangkan untuk konsumsi suplemen kesehatan, seperti kalsium dan Vitamin D untuk mendukung kesehatan tulang. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis dan dosis suplemen untuk tulang yang dibutuhkan oleh tubuh.

BACA JUGA: Etawalin Cegah Pengeroposan Tulang: Kuat Kini dan Nanti

Olahraga

Latihan beban atau berat membantu merangsang pertumbuhan tulang dan menjaga kepadatan tulang. Aktivitas seperti berjalan kaki, berlari, atau angkat beban dapat membantu menguatkan tulang.

Hindari Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan Tulang

Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat berdampak pada penurunan kepadatan tulang. Menghindari kebiasaan merokok maupun mengkonsumsi alkohol dapat membantu menjaga kesehatan tulang.

Konsultasikan dengan Dokter

Jika memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis atau faktor risiko lainnya, konsultasikan dengan dokter untuk penilaian risiko dan rekomendasi pengelolaan yang tepat.

Pada kesimpulannya, dengan mengadopsi gaya hidup sehat, Anda dapat menjaga kepadatan tulang dan meminimalkan risiko osteopenia dan osteoporosis. Semoga informasi ini membantu dan jangan lupa untuk mengikuti artikel kesehatan lainnya di etawalinku.com. (TMI)

Bagikan
Open chat
Hallo!
Ada yang bisa kami bantu terkait produk Etawalin?